Mata Kuliah : Desain Pemodelan Grafik
Nama : Sela Melinda
NPM : 56415454
Kelas : 3IA22
Nama Dosen : Syefani Rahma Deski
Perbandingan dari kedua jurnal dibawah ini adalah:
Jurnal Nasional
Lebih spesifik tentang isi yang dijelaskan namun referensi atau sumber dari isi jurnal tersebut tidak begitu banyak sehingga informasi yang diperoleh dapat dikatakn tidak terlalu valid.
Jurnal Internasional
Tidak begitu detail jurnal ini dalam menjelaskan inti dari materi, namun referensi atau sumber dari isi jurnal tersebut begitu banyak dan bersumber dari buku-buku jadi informasi yang diperoleh dapat dikatakan sangat dapat dipercaya atau sangat valid.
JURNAL 1.
JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
PERANCANGAN DESAIN SIGN SYSTEM PASAR RASAMALA SEMARANG
Abstrak
Perkembangan signage menurut Formigari dan Gambarara (1995, h.287) berawal setelah Perang Dunia II. Pada tahun 1909, di Paris diadakan konvensi bagi para pengguna kendaraan bermotor internasional, yang pada akhirnya menghasilkan sistem tanda lalu lintas yang menunjukan kondisi jalan yang berlubang, persimpangan jalan, jalan yang berliku serta persimpangan jalan rel kereta api. Sistem ini mulanya digunakan oleh beberapa negara di Eropa hingga pada akhirnya digunakan oleh negara-negara di dunia. Laporan Tugas Akhir Perancangan Sign System Pasar Rasamala bertujuan untuk memudahkan pengguna fasilitas bangunan melakukan aktivitas.
Kata Kunci
Sign System, Desain, Pasar Tradisional
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pasar tradisional adalah pasar yang dalam pelaksanaannya bersifat tradisional dan ditandai dengan pembeli serta penjual yang bertemu secara langsung. Proses jual-beli biasanya melalui proses tawar menawar harga, dan harga yang diberikan untuk suatu barang bukan merupakan harga tetap, dalam arti lain masih dapat ditawar, hal ini sangat berbeda dengan pasar modern. Umumnya, pasar tradisional menyediakan bahan-bahan pokok serta keeprluan rumah tangga. Lokasi pasar tradisional dapat berada ditempat yang terbuka atau bahkan dipingir jalan.
Ciri khas pasar tradisional adalah adanya tenda-tenda tempat penjual memasarkan dagangannya, serta pembeli yang berjalan hilir mudik untuk memilih dan menawar barang yang akan dibelinya.Pasar tradisional tidak sekadar sebagai tempat transaksi jual beli, tetapi juga dapat berkembang menjadi lokasi yang multifungsi dan memiliki fungsi sosial dan budaya.
Kota Semarang memiliki banyak bangunan pasar tradisional seperti Pasar Bulu, Pasar Rasamala, dan Pasar Johar yang merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Kota Semarang.Kawasan Perdagangan Johar merupakan area pusat jual-beli di Kota Semarang yang terkenal dengan kelengkapan komoditinya dan menjadi salah satu pusat destinasi belanja masyarakat Semarang.
Pasar Rasamala didirikan pada tahun 1984 di daerah Kelurahan Rasamala, Kecamatan Banyumanik, Semarang. Awalnya Pasar Rasamala terdiri dari satu lantai saja dengan ratusan lapak dan pedagang yang menjual berbagai macam kebutuhan pokok seperti sayu segar, daging, bumbu dapur, dan jajanan pasar. Pada awal tahun 2013 kondisi Pasar Rasamala rusak parah dengan atap bocor dan kondisi tanah yang becek terutama ketika hujan. Pada bulan Agustus 2013 Pasar Rasamala direvitalisasi hingga selesai pada Januari 2014. Bangunan baru Pasar Rasamala yang kini digunakan oleh para pedagang sudah lebih bersih dan tertata rapi.
Berdasarkan hasil survey mengenai sistem informasi / signage di Pasar Rasamala Semarang, terdapat beberapa pokok permasalahan, Salah satu permasalahan pokok di Pasar Rasamala adalah kurangnya signage yang memudahkan para pembeli untuk mencari tempat maupun arah jalan yang akan dituju, sehingga pengunjung merasa kurang nyaman.
Banyak pengunjung yang kesusahan untuk mencari tenant tempat menjual produk-produk tertentu, sehingga pengunjung membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan produk yang akan dibelinya.
Sistem alur yang ada di Pasar Rasamala pun masih kurang jelas, ketika jam ramai, pasar terlihat sangat penuh dan pembeli sedikit berdesak-desakan untuk berjalan, disamping faktor jalan yang cukup sempit di dalam pasar.
Program Revitalisasi Pasar Tradisional digagas dengan maksud menjawab tantangan yang ada yaitu persaingan dengan Pasar modern. Revitalisasi pasar tradisional secara langsung menyentuh kondisi fisik dantata kelola pasar yang nantinya akan meningkatkankunjungan konsumensehingga berdampak pada pendapatan pedagang. Maka dari itu perancangan Signage untuk Pasar Rasamala adalah salah satu upaya untuk mendukung tujuan Dinas Pasar meningkatkan kondisi fisik sekaligus building value pasar Rasamala Semarang.
Salah satu bagian esensial dari environment graphic design adalah signage. Signage merupakan rangkaian representasi visual dan simbolik grafik. yang bertujuan sebagai media interaksi antara manusia dengan ruang publik. (Tinarbuko, 2008, h. 12). Jika dilihat dari bahasanya, signsystem berasal dari bahasa inggris, yaitu “sign” yang berarti tanda atau lambang, dan “system” yang berarti aturan. Signage berfungsi sebagai salah satu media untuk menginformasikan suatu petunjuk, peringatan, ataupun larangan.
Menurut Phill Boines (2008, h. 17), signage adalah kumpulan dari tanda-tanda individual yang telah di desain untuk mengidentifikasikan atau mengarahkan. Tanda-tanda yang dipakai di dalam sebuah signage pada dasarnya mengungkapkan makna aturan-aturan yang merupakan standar internasional, sehingga akan mudah untuk dipahami oleh semua orang.
Kebutuhan akan suatu signage/sistem informasi berupa tanda petunjuk arah yang baik semakin berkembang, khususnya bagi kerumunan massa (masyarakat) yang membutuhkan informasi petunjuk arah. Hal ini dikarenakan signage mampu mengkomunikasikan informasi kepada masyarakat dengan cepat dan efektif. Informasi yang disampaikan dalam signage sendiri bersifat deskriptif karena memang ditujukan untuk membedakan orang dan tempat secara khusus dan jelas. Hal ini dilakukan dengan mengelompokkan tempat dan memberikan nama pada tempat atau ruang. Informasi yang dikandung oleh informasi lingkungan ialah informasi tentang lokasi. (Passini, 1984) dalam Tanuwidjaja7 (2012, hal.15).
Dalam menciptakan suatu signage, diperhatikan pula hal-hal yang perlu dihindari seperti penggunaan tanda-tanda yang terlalu banyak sehingga menghasilkan kebingungan bagi penggunanya. Adapula peletakan lokasi serta tingkat keterbacaan yang kurang baik menyebabkan signage tidak dapat berfungsi dengan baik. Penggunaan warna dan tekstur material yang digunakan juga mempengaruhi mudah-sulitnya ketersampaian informasi. Ukuran huruf dan pencahayaan juga akan berpengaruh, tergantung dari seberapa jauh jarak pandang yang dibutuhkan, juga jenis huruf apa yang digunakan.
Berdasarkan permasalahan yang ada di Pasar Rasamala, maka perlu dirancang sebuah sistem tanda, informasi, dan wayfinding di Pasar Rasamala untuk mempermudah publik Pasar Rasamala (pedagang dan pembeli) beraktivitas maupun bertransaksi. Selain itu keberadaan signage yang sesuai dengan identitas Pasar Rasamala sebagai Pasar Tradisional juga akan meningkatkan daya tarik Pasar Tradisional di mata masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana merancang signage di Pasar Tradisional Rasamala Semarang yang sesuai dengan building identity, untuk mempermudah pengunjung mengenali alur belanja dan tata letak Pasar Rasamala
1.3. Tujuan Penulisan
Merancang signage di Pasar Tradisional Rasamala Semarang yang sesuai dengan building identity, untuk mempermudah pengunjung mengenali alur belanja dan tata letak Pasar Rasamala
2. ISI PERANCANGAN
2.1. Strategi Kreatif
Setiap sign sytem yang dibuat harus mengikuti format yang sudah ditentukan agar ada keselarasan dan kesatuan.
Gambar Format sign system horizontal
Gambar Format sign system vertical
2.2. Studi Pengembangan Tipografi
Jenis tipografi yang digunakan ada 1 jenis yaitu jenis font Lemon Milk. Jenis tipografi ini memiliki tingkat keterbacaan yang baik karena sudutnya yang tegas dan ketebalannya yang tinggi. Tipografi dalam sign system harus jelas, dan mudah terbaca dari jarak jauh. Maka pemilihan font san serif merupakan pilihan yang tepat.
2.3. Pengarahan Visual
Sign system akan terbaca menjadi sebuah satu kesatuan (unity), ketika sign
sytem tersebut memiliki keterikatan satu sama lain, dalam hal ini berupa elemen grafis. Elemen grafis pada signs sytem bisa berupa sebuah bentuk, icon, symbol, atau bahkan warna.
Elemen grafis yang berfungsi sebagai pengikat pada sign system ini harus mampu merepresentasikan citra / image yang akan ditampilkan oleh Pasar Tradisional. Citra yang dibangun adalah sebuah representasi Pasar Tradisional Rasamala, sehingga pengunjung yang melihatnya bisa langsung mengetahui bahwa elemen grafis tersebut adalah bagian dari sign system Pasar Rasamala.
Penulis memilih tas plastic sebagai be nda yang mewakili Pasar Tradisional Rasamala. Hampir setiap aktivitas di Pasar Tradisional menggunakan benda ini. Tas plastik cukup merepresentasikan kegiatan perbelanjaan di Pasar Tradisional Rasamala
Selanjutnya plastik ini disesuaikan dalam bentuk elemen grafis sebagai tanda pengikat untuk sign sytem yang ada di Pasar Tradisional Rasamala. Bentuk tas plastic dibuat dalam bentuk vector dan disederhanakan
2.4. Studi Bentuk Dan Warna Sign
Bentuk desain signsystem memenuhi estetika desain, dengan karakter halus dan fleksibel, dengan begitu sign mudah dipahami dan diaplikasikan. Sementara itu untuk pemilihan warna dipilih 3 warna untuk mewakili 3 lantai yang ada pada Pasar Rasamala, yaitu warna-warna yang cerah agar menarik perhatian pengunjung. Warna yang dipilih adalah warna orange untuk lantai dasar, warna biru untuk lantai 1, dan warna merah muda untuk lantai 2.
Gambar Aplikasi Signage Lantai 2
Warna merah muda adalah warna yang paling dekat dengan mata, warna yang paling pertama terlihat, warna ini melambangkan kemauan keras, persaingan, keberanian, cita cita dan passion. Warna ini cocok untuk lantai 2
Pasar Rasamala sebagai tempat yang paling tinggi dalam struktur bangunan.
Gambar Aplikasi Signage Lantai 1
Warna Biru menjadi warna pada lantai puncak, biru muda memiliki kesan psikologis yang bersahabat, tenang dan santai dan melegakan.
Gambar Aplikasi Signage Lantai Dasar
Orange adalah warna yang memiliki kesan fun,ceria, dan menyenangkan. Warnanya yang cerah membuat aktivitas jual beli di lantai dasar menjadi lebih menyenangkan.
4. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari penyusunan laporan Perancangan Sign System di Pasar
Rasamala ini antara lain:
1. Bangunan fungsional dapat diartikan sebagai bangunan yang mampu mengantisipasi, mengontrol, dan beradaptasi dengan lingkungan fisiknya. Dalam merancang sebuah bangunan fungsional, penting untuk adanya pengadaan sign system. Pengunjung merasa lebih mudah untuk beraktivitas di dalam bangunan, terutama untuk menemukan alur jalan (wayfinding) atau menemukan lokasi tujuan. Sign System terbukti meningkatkan efisiensi waktu para pengunjung mulai dari yang akan mengunjungi, yang beraktifitas di dalamnya, hingga ketika ingin keluar dari bangunan tersebut.
2. Peletakan dan konstruksi sign system yang tepat mengkuti alur pengunjung, konstruksi dan tata letak bangunan memudahkan pengunjung mengakses sign system tersebut dengan keterbacaan yang baik sesuai dengan kebutuhan.
3. Sign system efektif untuk mengurangi penumpukan keramaian pada titik tertentu di sebuah bangunan.
4.2. Saran
Saran bagi Pengelola Pasar Tradisional Rasamala adalah agar pembuatan sign system untuk Pasar Rasamala bisa diterapkan sesuai penelitian yang mahasiswa lakukan, agar segala aspeknya terpenuhi seperti estetika, desain, dan fungsional.
Saran bagi mahasiswa peneliti antara lain agar dapat meningkatkan penelitian yang dilakukan tentang kebutuhan sign system di Pasar Tradisional Rasamala. Pengkajian lebih dalam tentang penyederhanaan symbol yang ada pada sign system agar dapat dipahami dengan mudah oleh segmen pengunjung Pasar Tradisional
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur penulis panjatkn ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuni-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Perancangan Sign System Pasar Tradisional Rasamala”
Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu dalam kelancaran penyusunan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada:
1.Bapak Adji Nugroho, M.Sn. selaku dosen Pebimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Muhammad Taufik, S.Sn selaku dosen Pebimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Tugas Akhir ini.
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Desain Komunikasi Visual yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama masa kuliah.
4. Semua pihk yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telh mendukung penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis berharap Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi seluruh civitas akademika di Unversitas Dian Nuswantoro khususnya Jurusan Desain Komunikasi Visual.
DAFTAR PUSTAKA
Ebdi, Sadjiman. S.2006. Nirmana, Elemen-Elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
Piliang, Yasraf Amir. 2011. Semiotika dan Hipersemiotika: Kode, Gaya dan
Matinya Makna. Yogyakarta: Jalasutra
Supriyono, Rakhmat. 2010. Desain Komunikasi Visual teori dan
Aplikasi.Yogyakarta: Andi.
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. 2005. Dasar-Dasar Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
Tanuwidjaja, Gunawan. 2012. Kualitas Elemen Arsitektur sebagai Penunjang Kemudahan Wayfinding dan Orientasi di Gedung Universitas Kristen Petra. Surabaya
Tinarbuko, Sumbo. 2008. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
JURNAL 2.
Effects of Using Visual Design Principles to Group
Response Options in Web Surveys
Jolene D. Smyth, Don A. Dillman, Leah M. Christian, Michael J. Stern
Social Economic Sciences Research Center, Washington State University
Abstract: In this paper, we show that in Web questionnaires verbal and visual languages can be used to create groups and subgroups of information, which influence how respondents process Web questionnaires. Following Schwarz (1996; and also Schwarz, Grayson, & Knรคuper, 1998) we argue that respondents act as cooperative communicators who use formal features of the questionnaire to help guide them through the survey conversation. Using data from three Web surveys of random samples of Washington State University undergraduates, we found that when response options are placed in close graphical proximity to each other and separated from other options, respondents perceive visual subgroups of the categories, increasing the likelihood that they select an answer from each subgroup. We also found that graphical proximity creates subgroups with and without the use of category heading to describe the subgroups and that the addition of a verbal instruction to “please select the best answer” encouraged respondents to select one answer from each subgroup instead of overriding the effects of proximity. In addition, the effects of grouping were consistent when the subgroups were positioned either vertically or horizontally in relation to each other. Lastly, we found that the effects of visual grouping are consistent across both opinion- and behavior/fact-based questions, although the effects appear to be greater on opinion-based questions. Our findings contribute to the increasing evidence that both verbal and visual languages influence how respondents process and respond to surveys. Because respondents interpret the verbal and graphical features of survey questionnaires as relevant to answering the survey, inadvertent or stylistic design changes can influence how respondents process and respond to survey questions.
introduction
Each question on a self-administered questionnaire can be viewed as a group of visually presented content that consists of the query, any instructions, response choices (unless open-ended), and spaces where answers are to be marked. Survey researchers have proposed that questionnaires be designed in a manner that clearly shows each question as a distinct group and that each question group be presented in a way that the respondent can infer the order in which questions and their sub-parts are to be processed and answered (Dillman, 2000). Thus, the questionnaire can be viewed as a sequence of information that is divided into interconnected groupings and sub-groupings of question content. However, relatively little research has been done to conceptualize and test Revision of paper presented at the 2004 Annual Meeting of the American Association for Public Opinion Research, Phoenix, AZ, May 13, 2004. The research reported here was funded in part under Cooperative Agreement 43-3AEU-1-80055 between the SESRC and the United States Department of Agriculture National Agricultural Statistics Service with support from the National Science Foundation Division of Sciences Resource Statistics. We appreciate the encouragement of NSF-SRS staff to undertake this investigation.
Direct all correspondence to Jolene Smyth, Department of Sociology and the Social Economic Sciences Research Center
(SESRC) at Washington State University, Pullman, Washington 99164-4014, USA. E-mail: jsmyth@wsu.edu.
Research on how human beings process visual information has shown that people are more likely to perceive particular configurations of stimuli as one group. Changes in spacing, color, brightness, size, orientation, figure- ground, and/or common fate, can each influence whether stimuli appear to subjects as groups or as an undifferentiated series of visual stimuli (Palmer, 1999, p. 257-261). Experimental research has also shown that respondent comprehension of questions, instructions and answers can be significantly influenced by graphical manipulations for both paper (Christian & Dillman, 2004) and Web (Christian, 2003) questionnaires. Some of these effects may result from how the graphical language establishes grouping, thus affecting how respondents process the survey and its questions.
Our purpose in this paper is to report results from a series of experimental manipulations designed to examine whether alternative visual groupings of response options influences respondent answers to survey questions in Web surveys. Specifically, we examine whether or not the use of headings and spacing to form visually distinctive subgroups of response options (as shown in Figure 1) affects responses. The question format subjected to experimental testing was identified as presenting significant difficulties to pretest respondents during the evaluation of a Web prototype of the NSF sponsored National Survey of Earned Doctorates (Altheimer & Dillman, 2002). This research was undertaken to identify possible solutions to those problems as well as to contribute to our understanding of how visual design influences respondent answers through grouping processes.
procedures
Over a year and a half period three Web survey experiments were conducted. Survey dates, sample sizes, and response rates can be found in Table 1 along with other descriptive information about each survey. All three surveys were designed to assess the undergraduate experience at Washington State University (WSU) and in the surrounding community, although there was some variation in question topic across the surveys. The respondents for each survey consisted of a randomly selected sample of students registered for classes at the Pullman campus of WSU during the semester the respective survey was fielded.
Result
Does Vertical Grouping of Response Options Yield Different Answers than No Grouping?
Results from the first set of experiments make it clear that the use of the headings and spacing (Figure 2) influenced answer choices, as expected (see Table 2). Respondents to the vertically grouped version (version 1) not only chose more response categories than the respondents to the version with no subgrouping, but were more likely to choose at least one answer from each of the sub-groupings (70.2% vs. 40.9%). These results clearly suggest that the use of headings and accompanying separation to establish two visual sub-groupings influence responses.
Discussion and Conclusions
Our research demonstrates that the use of visual design principles to create groups and subgroups of information influences how respondents answer Web survey questions. The findings appear to support Schwarz’s (1996) argument that respondents gain information about the researcher’s expectations from the visual design and layout of the survey instrument and then use that information when answering the questions. When answer categories are separated using graphical language and applying the Gestalt principle of proximity, respondents are more likely to perceive the response options as belonging to separate sub-groups. That perception then guides their response strategy, making them more likely to choose at least one response option from each sub-group. This sub-grouping may be further reinforced if respondents use the heuristic “near means related” to draw inferences about the degree of conceptual similarity or difference among response options based on their proximity to one another.
We also confirm findings from cognitive interviews conducted using the Survey of Earned Doctorates Web prototype where it was originally found that respondents tried to select one option from each subgroup. However, unlike the experiments reported here, in the Survey of Earned Doctorates respondents reported their answer using radio buttons instead of html boxes. This meant that when respondents selected a second category it replaced the selection of the first, creating an additional source of respondent frustration. Thus, our findings suggest that what started out as a helpful design element, the graphical subgrouping of related response options under descriptive headings in the Survey of Earned Doctorates, may have inadvertently created response error and increased respondent frustration in both the paper version of that survey and in subsequent Web versions.
In the Survey of Earned Doctorates prototype, verbal category headings and graphical proximity were used to create subgroups of response categories. We tested these effects separately and found that graphical separation of response options was more influential in establishing grouping than was the use of verbal category headings to define the categories. In a separate test we found that respondents continued to select at least one answer from each subgroup when they were instructed to “select the best answer”; even with the instruction, the effects of the visual subgrouping of response categories still occurred. It appears as if respondents interpreted the instruction to select the best answer in conjunction with the perceived expectations established by the visual grouping. The combined verbal and visual message seemed to be, “please select the best answer from each subgroup.”
While the response subgroups were placed vertically, one on top of the other, in the Survey of Earned Doctorates (both the original paper version and the Web prototype), we experimentally tested the effects of placing the subgroups both horizontally (one next to the other) and vertically. We found that the influence of visually subgrouping the response options occurred regardless of the location of the subgroups in relation to each other. In addition, we replicated the Survey of Earned Doctorates question type by testing the effects of grouping using a behavior/fact-based question which asked students about their sources of financial support while attending WSU. However, we also tested the effects of grouping and subgrouping using a question requesting students’ opinions.
The effects of grouping were much larger for the opinion- than the behavioral/fact-based question, but remained significant across both types of questions. Both of these findings suggest that the effects of visual grouping and subgrouping seem robust in that they occur regardless of the graphical orientation of the subgroups and they influence the response patterns of various types of survey questions.
The practical implication of these findings is that survey designers must take the grouping and subgrouping of questions and response options into consideration when constructing surveys. Inadvertent graphical changes resulting in the grouping of information can have significant effects on respondent processing and answering. More generally, both verbal and visual languages must be considered throughout the design process as it is becoming increasingly clear that respondents use both types of languages when processing and responding to surveys.
References
Altheimer, I., & Dillman, D. A. (2002). Results from cognitive interviews of nsf earned doctorate Web survey.
(Social & Economic Sciences Research Center Technical Report #02-30). Pullman, WA.
Christian, L. M. (2003). The influence of visual layout on scalar questions in Web surveys. Washington State
University, Pullman, WA: Unpublished master’s thesis.
Christian, L. M., & Dillman, D. A. (2004). The influence of graphical and symbolic language manipulations on responses to self-administered questions. Public Opinion Quarterly, 68, 58-81.
Couper, M. P., Traugott, M. W., & Lamias, M. J. (2001). Web survey design and administration. Public Opinion
Quarterly, 65, 230-254.
Dillman, D. A. (2000). Mail and Internet surveys: The tailored design method (2nd ed.). New York, NY: Wiley. Jenkins, C. R., & Dillman, D. A. (1997). Towards a theory of self-administered questionnaire design. In L. E.
Lyberg, P. Biemer, M. Collins, E. de Leeuw, C. Dippo, N. Schwarz, & D. Trewin (Eds.), Survey measurement and process quality (pp. 165-198). New York, NY: Wiley.
Neisser, U. (1967). Cognitive psychology. New York, NY: Meredith Publishing Company. Palmer, S. E. (1999). Vision science photons to phenomenology. Cambridge, MA: MIT Press.
Redline, C., & Dillman D. A. (2002). The influence of alternative visual designs on respondents’ performance with branching instructions in self-administered questionnaires. In R. M. Groves, D. A. Dillman, J. L. Eltinge, & R. J. A. Little (Eds.) Survey nonresponse (pp. 179-196). New York, NY: Wiley.
Redline, C., Dillman, D. A., Aref, D. N., & Scaggs, M. A. (2003). Improving navigational performance in u.s. census 2000 by altering the visually administered languages of branching instructions. Journal of Official Statistics.
19, 403-419.
Schwarz, N. (1996). Cognition and communication: Judgmental biases, research methods, and the logic of conversation. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum.
Schwarz, N., Grayson, E. G., & Knรคuper, B. (1998). Formal measures of rating scales and the interpretation of question meaning. International Journal of Public Opinion Research, 10, 177-183.
Tourangeau, R., Couper, M. P., & Conrad, F. (2004). Spacing, position, and order: Interpretive heuristics for visual features of survey questions. Public Opinion Quarterly, 68, 368-393.